Minggu, 21 Oktober 2012

Mianhae [Part 2]

Mianhae
Part 2

***


Kim Minri, yeojya dengan perut yang membuncit itu telah genap berusia 24, tahun ini. Menikah muda memang salah satu hal yang menjadi impiannya. Apalagi dengan Lee Donghae, salah seorang sunbaenya sewaktu sekolah dulu. Mereka memulai menjalin hubungan sejak bertemu lagi di Seoul University dengan fakultas dan jurusan berbeda. Harusnya dia merasa bahagia karena mimpinya untuk menilah muda dengan namja yang begitu dicintainya akhirnya bisa terwujud. Tapi tidak, semenjak Donghae memulai debutnya menjadi seorang aktor.
Apalagi saat kepopularitasan Donghae semakin meningkat tajam, Minri seolah dikurung di sebuah kotak kaca besar yang memisahkannya dari Donghae.
Tak banyak yang dilakukan Donghae untuk sekedar menenangkan hatinya yang dipenuhi berbagai emosi. Donghae malah memintanya untuk menyembunyikan hubungan mereka. Bahkan Minri harus menerima kenyataan pahit bahwa DOnghae lebih memilih karir daripada dirinya. Tapi demi mempertahankan keutuhan rumah tangganya, Minri rela untuk tidak diakui sebagai istri dari seorang Lee Donghae. 

Tak hanya sampai di situ, karena setahun belakangan ini muncul berita bahwa Donghae tengah menjalin hubungan dengan seorang artis pendatang aru dari label yang sama dengan tempat Donghae bernaung.
Im Yoona. Gadis hampir sempurna itu terang-terangan berkata bahwa ia mengagumi Donghae. Awalnya Minri tidak mau peduli dengan berita itu. Tapi sejak Donghae jadi terlalu sibuk dengan pekerjaan dan 'pasangan' barunya, Minri seolah terbangun dari tidurnya. Hatinya begitusakit karena Donghae malah seperti tak menyadari keberadaan Minri. Bahkan Donghae seakan lupa kalau Minri tengah mengandung buah hati mereka. Minri merasa lelah pada hidupnya. Sudah banyak yang dia korbankan untuk tetap bisa hidup berdampingan dengan Donghae.

"Minri-ah,"
Diam-diam, Minri menghapus lelehan airmata di pipinya kala telinganya menangkap suara yang begitu familiar dengannya sejak kecil.
"Oppa," panggilnya pada pria tampan dengan mata yang teramat sipit yang berdiri tepat 2 langkah di belakangnya.

Kim Yesung, putra pertama keluarga Kim yang telah meraih gelar dokter dalam usianya yang terbilang masih cukup muda itu tersenyum pada Minri, adik satu-satunya sekaligus anggota keluarga satu-satunya yang dimiliki. Orangtua mereka telah lama meninggal sejak bertahun-tahun lalu.

"Apa yang kau pikirkan, chagi?" diusapnya surai hitam nan panjang milik adiknya dengan lembut.
"Aniya. Aku tidak sedang memikirkan apa-apa, oppa." jawabnya pelan
Meskipun harus berbohong karena tak mau oppanya marah lagi dan berniat akan membunuh Donghae seperti hari pertamanya pulang ke rumah ini, rumah keluarga Kim.

"Lee Donghae lagi kah?" rupanya Yesung belum jera juga  untuk mendapatkan jawaban jujur dari adiknya itu.
Minri menggeleng, "Aku ingin meminta bantuan Kyuhyun untuk mengurus perceraianku dengan Donghae."
Tanpa sadar, Minri membelai perut buncitnya saat nama itu disebut. Nama appa dari bayi yang dikandungnya itu.
Yesung menaikkan sebelah alisnya, cukup terkejut dengan pernyataan Minri. Sebegitu sakitkah hatinya sehingga benar-benar menginginkan perceraian itu terjadi? Padahal Yesung tahu persis bagaimana usaha Minri untuk mempertahankan hubungan mereka selama ini. Yesung paham benar seberapa besar cinta yang diberikan Minri kepada lelaki bermarga 'Lee' itu. Bahkan, Minri juga yang menghalanginya untuk menghajar Donghae saat Minri memutuskan untuk kembali tinggal bersamanya. Yesung tahu bahwa Minri masih sangat mencintai Donghae.

"Benarkah?"
Agak ragu, Minri mengangguk. Mungkin inilah akhir dari perjalanan cintanya dengan Donghae.
"Baiklah. Kalau begitu, biar oppa yang akan menghubunginya. Istirahatlah, chagi. Kasihan aegyamu kalau kau terlalu lelah."
Minri tersenyum seraya menganggukkan kepalanya sekali.
"Gomawo, oppa."
"Ne. Oppa kembali ke rumah sakit dulu, ne?"
"Ne, oppa. Hati-hati di jalan."
Yesung tersenyum, mata sipitnya jadi tenggelam sempurna. Dikecupnya pucuk kepala Minri sebelum membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan Minri sendiri lagi.

Haaahh~
Minri mendesah pelan. Rasnya sama seperti saat Minri masih berada di bawah satu atap dengan Donghae. Begitu sepi. Matanaya melirik pada layar ponselnya yang berkedip-kedip. Panggilan masuk dari Donghae entah untuk yang ke berapa kalinya dalam tiga hari ini dan Minri selalu mengabaikannya. Walau kadang rasa rindu kerap mendominasi perasaannya. Tapi Minri mencoba untuk bertahan tanpa kehadiran namja itu di hidupnya. Seolah melatih diri sendiri bila memang mereka telah bercerai nantinya dan hidup terpisah.


***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar