Sabtu, 08 September 2012

I Love You, Mr. Cho :)

ah, ini juga fanfiction yang saya buat tahun lalu waktu magnae alias si bungsu dari Super Junior ulangtahun. Cho Kyuhyun sang evil magnae :)

Happy reading~






***

Malam menebar kelam tatkala angin bertiup dingin saat kau memeluk tubuhku dari belakang. Ada rasa ragu untuk menyandarkan kepalaku di atas dadamu yang sama sekali tidak bidang. Terlalu tipis dan kurus untuk ukuran tinggi badanmu yang 180 cm.

" Kenapa masih ada di luar di tengah cuaca seperti ini? " tanyamu pelan
" Hanya belum mengantuk. " jawabku seadanya

Sejujurnya aku merasa cemburu. Pada semua orang yang kau sapa hari ini, pada semua orang yang kau beri senyuman, pada semua orang yang berhasil mencuri perhatianmu. Dan anehnya, kamu tidak bersikap seperti itu padaku, pada istrimu. Kenapa? Apa kau tidak mencintaiku? Tapi mengapa justru kau melamarku di saat usiaku baru menginjak angka 20? Kenapa kau tidak memutuskan saja hubungan ini jika memang kau tidak menyukaiku?


Kamu selalu mendiamkan aku sejak kita kenal dulu. Memang aku yang lebih dulu mencintaimu. Memang aku yang sudah tergila-gila padamu. Tapi aku tak pernah memaksamu. Tapi aku lebih senang bila kita tidak menikah kalau saja aku tau begini akhirnya. Aku tak mau kau dustai. Cukup!

Kulepaskan sepasang tangan yg melingkari pinggangku dan berbalik menghadap dirimu. Kamu tersenyum, dan aku silau oleh pesonamu..

"Berubah pikiran?" tanyamu lagi, tapi aku tidak mengerti.
Kuangkat kedua alisku tinggi-tinggi untuk memperjelas ketidakmengertianku akan pertanyaanmu.
Kamu malah tergelak sambil mngelus bahuku lembut. Aku tambah bingung.
"Apa kau berubah pikiran untuk segera tidur setelah kupeluk tadi?" tanyamu disela tawamu

Aku menatapmu marah. kau selalu senang bila berhasil menggodaku di saat aku sedang ragu padamu. Seakan kau menyadari hal itu. Sikapmu langsung berubah 180 derajat. Ya, kau jadi sangat manis seperti malam ini. Dan aku benci denganmu saat ini. Terl;ebih lagi, aku sangat membenci diriku sendiri yang dengan mudah terbuai oleh rayuanmu hingga akhirnya kembali mempercayaimu, mempercayai cintamu meskipun setelahnya aku harus menyiapkan hatiku untuk kau sakiti lagi. Selalu begitu.

"Sayangnya tidak!" jawabku tegas lalu meninggalkanmu yang tengah memasang entah ekspresi apa di wajah tampanmu. Aku tak peduli.

Aku duduk di lantai, menyandarkan punggungku pada kaki sofa sambil menekan-nekan remote TV, mengganti-ganti channel TV yang sesuai dengan seleraku. Hingga kudengar bunyi berdebam seperti pintu yang ditutup lalu bunyi 'ceklek', menandakan si penutup pintu telah mengunci pintunya. aku tau itu kamu, siapa lagi penghuni rumah ini selain aku dan kamu?
Kutolehkan kapalaku saat aku merasa bahwa kamu ikut duduk di sebelahku. Kamu merebahkan kepalamu di bahuku. Bisa kurasakan aroma apel dari rambutmu itu. Kau begitu manja malam ini. Ada apa? Bukankah kau tidak mencintaiku?

"Kau marah padaku?" tanyamu tanpa menatapku dan tidak mengangkat kepalamu dari bahuku
"Kenapa tanya begitu?"
"Karena aku merasakannya. Kau sangat marah padaku. Ada apa?"
Ada apa katamu? Justru aku yang seharusnya tanya seperti itu padamu!
"Apa salahku?" tanyamu lagi

Entahlah, mungkin ini semua salhku yang tanpa curiga menerima lamaranmu setahun yang lalu. Aku baru menyadari betapa kau tidak menginginkan keberadaanku. Kau hanya ingin mengubah statusmu dengan menikahi aku. Agar tak ada lagi wanita-wanita yang menggodamu. Anehnya, aku malah lebih sering memeikirkan dirimu. Bagaimana kalau suatu hari nanti kau menemui orang yang benar-benar membuatmu jatuh cinta sementara kita sudah menikah? Ya, meskipun kau tidak pernah melakukan hal lain selain memelukku selama ini. Aku tau, karena hatimu tidak kau berikan untukku. Jadi tak apa kalau tubuhmu pun tak bisa kumiliki.  Aku sudah cukup lelah untuk bertahan pada cinta yang kurasakan hanya ada pada satu pihak, di pihakku.

Aku mendorong kepalamu agar menjauh dariku. Kamu mendongak. Menatapku dengan kedua mata sipitmu itu.
"Bagaimana kalau kita berpisah?"
Kamu memandangku tajam, tidak dingin seperti biasanya. Entah kenapa. Mungkin kaget karena aku bisa bilang begitu. Aku rasa aku sudah cukup bersabar selama ini. Bukankah berpisah adalah jalan terbaik untu kita?
"Kau bilang apa?" tanyamu yang ku tau hanyalah pura-pura
"Aku bilang, bagaimana kalau kita berpisah?"
Kau menggelengkan kepalamu. "Kamu ingin kita bercerai?"
"Aku tidak bilang ingin bercerai! Hanya berpisah untuk suatu waktu. Tapi kalau kamu ingin bercerai, akan kuturuti."
"Apa kau membenciku?" kali ini tangan-tanganmu mencengkeram bahuku erat
Kenapa kamu terlihat sangat marah? Atau ini hanya akting agar aku mempercayaimu, lagi? Aku sudah kebal, tak mungkin tertipu lagi. Kali ini aku serius, Cho Kyuhyun!

"Bukankah justru kamu yang tidak menginginkanku ada di sini?"
"Jangan bicara yang bukan-bukan, Cho Rae Shin! Setiap saat aku selalu menginginkanmu untuk tetap ada di hidupku!"
"Tapi aku tau kalau kamu tidak pernah menyukai aku. Hanya aku yang mencintaimu!"
"Tau apa kamu tentang perasaanku? Bahkan aku selalu memikirkanmu setiap waktu! Aku mencintaimu, Rae Shin!" kamu semakin kuat mencengkeram bahuku
Sakit, aku sedikit meringis. Tapi tetap berusaha melepaskan diri.
"Cukup, Kyu! Jangan membohongiku dengan rayuanmu lagi! Aku sudah tidak tahan!"
"Siapa yang membohongimu? Tidak pernah sekalipun aku membohongimu tentang perasaanku."
"Jangan katakan itu lagi!" kugelengkan kepalaku kuat-kuat untuk menghentikan kata-katamu, tapi kamu tidak juga diam dan aku malah menangis
"Aku sangat mencintaimu. Aku selalu membutuhkanmu. Rae Shin, dengarkan aku! Bahkan selama ini aku tidak pernah berani untuk menyentuhmu lebih dari yang selama ini aku lakukan padamu karena aku takut menyakitimu. AKu takut kau menolakku."
Dan akhirnya, kamu berhasil memelukku. Mengelus lembut kepalaku.
"Aku bersikap ketus padamu selama ini hanya untuk menahan diri agar tidak berbuat macam-macam padamu. Mianhe, Rae Shin. Aku benar-benar minta maaf."
Kugelengkan kepalaku kuat-kuat dan berusaha mendorong tubuhmu.
"Katakan kalau semua ini bohong, Kyu!"
Dan ternyata kamu jauh lebih kuat dibandingkan aku. Tubuhmu tak terdorong sedikitpun, malah kamu semakin mengeratkan dekapanmu.
"Sayangnya tidak, Rae Shin. Aku benar-benar mencintaimu dan semua perkataanku padamu benar adanya."
Aku masih menggeleng saat kamu melepaskan pelukanmu.

"Maukah kau memaafkan aku?" tanganmu menempel di kedua pipiku dengan ibu jarimu yang berusaha menghapus tetes-tetes airmataku yang jatuh diam-diam
"Jangan menangis lagi, ku mohon!" pintamu sambil mengecup bibirku kilat
Aku tersentak. Mendorong tubuhmu lagi agar menjauhiku.
"Kenapa? Apa aku salah kalau mencium istriku sendiri? Hmm?"
Kamu mengerling genit dan ini pertama kalinya aku menemukan raut wajahmu yang seperti ini
Dan tanpa aba-aba, kamu mengangkat tubuhku. Menggendongku hingga ke kamar.
"Apa yang mau kau lakukan, Cho Kyuhyun?" kataku setengah berteriak dan meronta untuk dilepaskan
"Mmm..sesuatu hal yang belum pernah kulakukan padamu sebelummnya."
"Turunkan aku sekarang juga!" pintaku
Dan kau hanya tertawa, menutup pinti kamar dengan sebelah kakimu. Terus membawaku ke tempat tidur dan menurunkanku di sana.
"Seperti yang kau minta, Nyonya Cho. Aku sudah menurunkanmu sekarang."
"Jangan berpikiran macam-macam, Kyu!" kataku
Kamu terkekeh, "Sepertinya kau sendiri yang berpikiran macam-macam."
Aku terdiam, merasakan panas yang mulai mengaliri wajahku. Malu.
"Kamu sangat manis kalau merona begitu." ucapmu dan sukses membuat wajahku semakin tersa panas
"Tidurlah, sudah malam." kamu membetulkan letak selimut yang membukus tubuhku
"Kapan-kapan aku akan menggodamu lagi." kamu mengecup pipiku sekilas kemudian tersenyum
Aku berdebar-dbar lagi dan ini lebih cepat dari yang sebelumnya.
"Oh ya, boleh aku tidur di sini? Di luar dingin sekali. Kalau bersamamu kurasa akan lebih hangat."

Dan tanpa menunggu persetujuan dariku, kamu sudah menyusup masuk di bawah selimut yang juga menutupi tubuhku. Menarik kepalaku agar rebah di atas lenganmu sementara tanganmu yang lain, melingkar di pinggangku. Dan kamu bernyanyi dengan suara emas yang dipuja banyak orang di luar sana. Menyanyikan lagu My Everything yang biasa dinyanyikan hyungmu - Lee DongHae, di atas panggung, sebagai nyanyian pengantar tidurku.

Tuan Cho yang terhormat,
apa aku boleh merasa bahagia atas perlakuanmu hari ini?!

***


SAENGIL CHUKKAEHAMNIDA, MR. CHO 'EVIL' KYUHYUN!!!!!!!

I love you~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar